Sabtu, 10 April 2010

Aku kecewa tapi Aku Tetap Bertahan

Malang, 5 April 2010 pukul 20.52
Kekecewaan itu dari hari-kehari semakin kurasakan. Betapa tidak, ungkapan kekecewaanku selama ini, yang sudah berkali-kali aku tumpahkan, ternyata hanya kamu anggap angin lalu. Aku kesal sekali sama kamu. aku memang memilih mu dulu untuk memimpin organisasi ini. Dengan harapan kamu akan berubah lebih baik dan mau belajar. Dan ternyata apa?, perubahan itu tak juga tampak.

 Aku berusaha untuk menghormatimu sebagai seorang pemimpin. Tapi apa, kewibawaan sebagai seorang pemimpin tak jua kau tampakkan. Kamu tak pernah mau benar-benar serius. Iya, aku tau betapa beratnya menjadi seorang pemimpin. Tapi kamu sudah memilih, maka kamu harus berkorban. Mana pengorbananmu?. Sampai sekarang tak kurasakan suol mu ada di sana. 

Ketika seharusnya kamu membela anak buahmu. Kamu malah asyik menarik dengan teman-temanmu. Ketika ini seharusnya tanggung jawabmu, kamu malah lari. Hanya demi pacar yang sedang ulang tahun, kamu meninggalkan yang seharusnya menjadi tanggung jawabmu, berhari-hari seperti tak ada tanggung jawab. Sekali lagi aku kecewa. Ketika ku mencoba untuk membantumu kamu malah melimpahkan sepenuhnya padaku. Aku memang berniat membantu, tapi aku juga butuh bantuan kamu. Eh..Kamu malah pergi seperti tak ada beban, kamu pun acuh dan tak hirau. Mana kedewasaan kamu? Mana tanggung jawab kamu?

Ku bantu kau, kutemani kau, pekerjaan yang seharusnya bukan urusan dan tanggung jawabku.
Ini semua kulakukan demi organisasi kita, kukorbankan organisasi ku yang lain. Tapi apa? upayaku untuk menolongmu, mengankat organisasi kita yang semakin lama semakin tak jelas seperti gayung tak tersambut. Aku merasakan tidak ada tindakanmu untuk memajukan organisasi ini. 

Kekecewaan itu, padamu, berkali-kali menghampiriku, tapi aku tetap bertahan demi organisasi ini. Aku tak mau ia hanya akan menjadi sebuah nama, minimal dalam waktu dekat ini, dengan harapan selama aku masih di fakultas abu-abu ini. Aku tak mau ia hanya menjadi perkumpulan orang yang tak jelas, hanya sekedar tempat nongkrong dan tak punya tujuan.  

Tapi ingat satu hal, kesabaran seseorang ada batasnya. Kamu telah berkali-kali menguji kesabaranku. Dan entah kapan pertahanan ini akan bertahan. Ku pasrahkan semuanya kepadamu ya… Tuhanku, Ya ALLAH YA ROBBI. Entah sampai sesuai seperti masa yang seharusnya atau menyerah seperti yang lain-lainya. Harapanku sampai saat ini adalah tak sperti lain-lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar